S2 IAT UIN Walisongo. Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag, berbincang santai di Café Diglas dengan Prof. Mag. Dr. Rudiger Lohlker, salah seorang orientalis University of Vienna Austria tentang manuskrip tafsir Nusantara. Pertemuan yang bernuansa non formal ini berlangsung dengan asik dan relax. Pertemuan Prof. Imam Taufiq ini didampingi oleh 3 rombongan dari kampus dan 3 asisten riset yang sedang bertugas di Vienna, yakni Wakil Rektor II/Dr. Abdul Kholiq M.Ag., Dekan FITK/Dr. Ahmad Ismail M.Ag. M. Hum. dan Kepala International Office Nadiatus Salama M.Si., Ph.D., Luthfi Rahman, MA., Mochammad Maola, MA dan Nurul Uzdhma S.Ag. Pertemuan diawali dengan memesan kopi terlebih dahulu untuk semua rombongan termasuk Prof. Rudiger. Kemudian, diawali dengan perkenalan diantara kedua belah pihak dan mengutarakan visi misi pertemuan siang itu.
Prof. Rudiger ternyata sudah mengenal UIN Walisongo, karena beliau termasuk salah satu reviewer dari jurnal Teosofia Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo sejak tahun 2016 dan saat ini sudah masuk ke level SINTA 2. Selain itu, ternyata Prof. Rudiger Lohlker ini namanya begitu semerbak di kalangan akademisi di Indonesia, karena beliau juga memiliki banyak kerja sama terutama di bidang jurnal dan riset. Beberapa track record beliau, pada tahun 2022 ini beliau juga aktif menjadi Editorial Board Jurnal Teosofi Surabaya, Advisory International Editorial Board, Journal of Asian Wisdom and Islamic Behavior (JAWAB) Yogyakarta dan Indonesian Journal of Religion, Spirituality and Humanity (IJORESH) Salatiga dan masih banyak lagi tentunya. Sehingga, Indonesia memang sudah tidak begitu asing lagi bagi beliau.
Terlebih dari itu, kecenderungan beliau memang belajar dan meneliti tentang budaya, sejarah bangsa Timur juga manuskrip, dan di Indonesia betapa banyak jejak manuskrip yang terpapar dari mulai era klasik hingga modern, sehingga ketertarikannya dengan Indonesia juga cukup besar, kemudian Indian ocean juga terkait tokoh-tokoh sufism. Bahkan beliau bercerita baru saja selesai meneliti dan merilis penelitiannya tentang manuskrip KH. Nawawi Al-Bantani di Brill Netherlands. Berbincang tentang Indonesia, ternyata beliau juga mendapat undangan untuk menghadiri KTT G20 di Bali November 2022 lalu, namun karena bertepatan dengan beliau yang sedang terpapar covid-19, maka beliau tidak bisa menghadiri undangan tersebut.
           Setelah perbincangan yang cukup lama, pada akhirnya Rektor UIN Walisongo menyampaikan harapannya untuk bisa lebih meningkatkan kerja sama yang sudah dibangun menjadi lebih maksimal lagi, serta menambah kesempatan kerja sama dalam bidang penelitian dan riset yang lebih kontributif tentunya. Prof. Rudiger pun mengangguk dengan antusias dan berharap bersama menjalin hubungan kekeluargaan yang lebih rekat lagi sembari memajukan bersama dunia akademis lintas universitas tersebut. Menuju ke penghujung pertemuan pada siang itu, Prof. Imam Taufiq menyerahkan kenang-kenangan kepada Prof. Rudiger sebagai cinderamata dan simbolis terjadinya misi kerja sama diantara kedua belah pihak nantinya. (Nurul Uzdhma Tastia)
More Stories
Asah Kemampuan Menulis Artikel Jurnal, Prodi Magister IAT UIN Walisongo Menghelat Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal Nasional dan Internasional Bereputasi
Dorong Mahasiswa Lulus Tepat Waktu, Prodi Magister Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Walisongo Helat Klinik Percepatan Studi
Mengangkat Isu Bani Israel, Guru Besar Bidang Ilmu Hadis, Prof. Dr. Ahmad Musyafiq, M.Ag., Membongkarnya dari Perspektif Hadis