Pekalongan, 11 Juni 2025 – Ma’had Aly Walindo Pekalongan sukses menyelenggarakan kuliah umum bertema “Tren Baru Pendekatan Tafsir al-Qur’an” yang diselenggarakan pada Rabu, 11 Juni 2025. Acara ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika Ma’had Aly Walindo, termasuk Pimpinan Ma’had, Hj. Siti Mahmudah, Alhz beserta para staf dan mahasiswa. Kuliah umum ini menghadirkan Prof. Dr. Mohammad Nor Ichwan, M.Ag, seorang pakar dalam bidang Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang saat ini menjabat sebagai Ketua Program Magister IAT (Ilmu al-Qur’an dan Tafsir) di UIN Walisongo Semarang. Kehadiran Prof. Ichwan dalam forum ilmiah ini disambut antusias oleh peserta, mengingat rekam jejak akademiknya yang luas serta kedalaman kajian yang dibawanya.

Dalam sambutannya, Hj. Siti Mahmudah, Alhz mengungkapkan rasa terima kasih atas terlaksananya kerja sama ini serta menyambut baik kegiatan ilmiah semacam ini sebagai bagian dari penguatan keilmuan mahasiswa. Ia menekankan pentingnya memahami bahwa pendekatan terhadap al-Qur’an tidak cukup berhenti pada tafsir klasik semata. Menurutnya, dinamika zaman menuntut adanya metode yang senantiasa berkembang dalam memahami wahyu Ilahi. Tafsir bukanlah warisan statis, melainkan produk ijtihad yang harus terus diperbarui dan dikaji ulang sesuai konteks sosial dan budaya umat. Oleh karena itu, pendekatan terhadap al-Qur’an perlu bersifat integratif, yaitu menggabungkan metode klasik warisan ulama terdahulu dengan pendekatan kontemporer yang responsif terhadap tantangan zaman.

Sementara itu, dalam paparan materinya, Prof. Dr. Mohammad Nor Ichwan menjelaskan bahwa tren studi al-Qur’an saat ini mengalami transformasi signifikan dengan lahirnya berbagai pendekatan baru yang lebih inklusif dan multidisipliner. Ia menyoroti pentingnya penggunaan pendekatan hermeneutik, semiotik, dan sosial-kultural dalam membaca al-Qur’an. Menurutnya, perkembangan ini mencerminkan kesadaran bahwa makna al-Qur’an tidak hanya bisa digali dari aspek tekstual semata, namun juga dari pemahaman terhadap konteks sosio-historis yang melatarbelakanginya. Prof. Ichwan juga menambahkan bahwa keterbukaan terhadap metodologi baru tidak berarti meninggalkan tradisi tafsir klasik, namun justru menjadikannya fondasi dalam membangun diskursus tafsir yang relevan bagi kebutuhan umat masa kini dan masa depan.

Acara kuliah umum ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif antara peserta dan pemateri, menunjukkan semangat kritis dan antusiasme mahasiswa dalam mendalami tafsir al-Qur’an dari berbagai perspektif baru. Setelah sesi diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan cindera mata dari Ma’had Aly Walindo kepada Prof. Dr. Mohammad Nor Ichwan sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi atas ilmu yang telah dibagikan. Kegiatan kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama yang berlangsung hangat dan penuh kebersamaan. Kuliah umum ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi para mahasiswa untuk terus mengkaji al-Qur’an secara kritis, mendalam, dan kontekstual dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.
More Stories
Selamat Datang Mahasiswa Baru Program Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir FUHUM UIN Walisongo Semarang
Tingkatkan Pemahaman Pentashihan Mushaf al-Qur’an, Magister IAT UIN Walisongo Adakan Student Mobility ke LPMQ Jakarta
Menyikapi Globalisasi dan Tafsir al-Qur’an: Ma’had Aly Al- Hikmah 2 Brebes Hadirkan Pakar Metodologi Tafsir UIN Walisongo