August 11, 2025

PROGRAM MAGISTER ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR

Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang

Tingkatkan Pemahaman Pentashihan Mushaf al-Qur’an, Magister IAT UIN Walisongo Adakan Student Mobility ke LPMQ Jakarta

Jakarta, 20 Juni 2025. Sebanyak 27 mahasiswa Program Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang mengikuti program Student Mobility di Lembaga Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Bayt al-Qur’an Jakarta. Kegiatan akademik ini berlangsung selama lima hari, mulai tanggal 16 hingga 20 Juni 2025. Turut serta mendampingi para mahasiswa, tiga orang pembimbing yang mewakili institusi, yaitu Prof. Dr. Mohammad Nor Ichwan, M.Ag. selaku Kaprodi Magister IAT, Dr. Muhammad Kudhori, S.Th.I. sebagai Sekprodi, serta Dr. Samidi Halim, Kabag yang mewakili pihak dekanat. Program ini menjadi bentuk kolaborasi ilmiah antara institusi pendidikan tinggi keislaman dan lembaga yang memiliki otoritas dalam bidang pentashihan mushaf, guna memberikan pemahaman praktis sekaligus teoritis kepada mahasiswa tentang mekanisme pentashihan Al-Qur’an.

Kegiatan student mobility ini dibuka secara resmi oleh perwakilan dari LPMQ dan Program Magister IAT UIN Walisongo. Dalam sambutannya, pihak LPMQ mengapresiasi kehadiran para mahasiswa dan dosen pembimbing serta menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan untuk menjadi mitra dalam kegiatan akademik tersebut. LPMQ menegaskan bahwa pemahaman mendalam tentang proses pentashihan mushaf Al-Qur’an merupakan aspek yang sangat krusial, terlebih bagi para akademisi dan calon pakar ilmu Al-Qur’an. Sambutan dari pihak Magister IAT diwakili oleh Prof. Dr. Mohammad Nor Ichwan, yang menyampaikan tujuan dari program ini, yaitu memperkaya wawasan mahasiswa secara langsung dari praktisi dan pakar yang kompeten di bidangnya, sekaligus menjalin jejaring kelembagaan yang lebih kuat antara kampus dan lembaga nasional.

Selama lima hari kegiatan berlangsung, mahasiswa menerima berbagai materi dari para pakar LPMQ yang telah berpengalaman dalam bidang pentashihan mushaf dan kajian tekstual Al-Qur’an. Materi yang disampaikan mencakup sejarah pentashihan mushaf, standar penulisan Rasm Utsmani, metode verifikasi naskah Al-Qur’an, hingga aspek legal dan administratif dalam proses penerbitan mushaf yang sah. Setiap sesi selalu dibuka ruang untuk diskusi dan tanya jawab, sehingga para peserta dapat menyampaikan pertanyaan kritis dan reflektif sesuai dengan bidang kajian masing-masing. Mahasiswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi, yang tidak hanya menambah ilmu pengetahuan, tetapi juga membuka cakrawala baru tentang pentingnya ketelitian dan metodologi dalam studi Al-Qur’an kontemporer.

Para pembimbing turut aktif dalam proses pendampingan dan diskusi, serta memperkuat peran akademik mahasiswa dengan memberikan refleksi terhadap materi yang diterima setiap harinya. Prof. Dr. Mohammad Nor Ichwan secara khusus menekankan pentingnya mengintegrasikan pengalaman lapangan ini ke dalam penelitian tesis dan disertasi mahasiswa. Sementara Dr. Muhammad Kudhori dan Dr. Samidi Halim menggarisbawahi pentingnya membangun kemitraan kelembagaan dan keberlanjutan program semacam ini dalam pengembangan kurikulum berbasis praktik. Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi akademik, mempererat relasi antara UIN Walisongo dengan LPMQ sebagai mitra strategis dalam penguatan keilmuan Al-Qur’an.

Sebagai penutup kegiatan, dilakukan sesi foto bersama seluruh peserta dengan para mentor dan narasumber dari LPMQ. Selain itu, momen tersebut juga diisi dengan penyerahan cinderamata sebagai bentuk apresiasi dan kenang-kenangan dari kedua belah pihak. Suasana hangat dan penuh kekeluargaan terasa selama kegiatan berlangsung, mencerminkan kuatnya semangat kolaboratif antara dunia akademik dan praktisi keagamaan. Dengan selesainya program student mobility ini, diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kajian lanjutan serta menjadi agen perubahan yang memiliki pemahaman komprehensif tentang mushaf Al-Qur’an di tengah masyarakat. Program ini menegaskan bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan lembaga keagamaan sangat vital dalam mencetak intelektual muslim yang unggul dan berwawasan luas.