Gresik, 15 Mei 2024. Universitas Kiai Abdul Faqih (UNKAFA) menggelar Seminar Nasional bertajuk “Tafsir Kontemporer: Tafsir Kontekstual dalam Memahami Teks-teks Keagamaan” pada Rabu, 15 Mei 2024. Acara ini berlangsung di aula utama kampus dan dihadiri oleh pimpinan universitas, dosen, serta ratusan mahasiswa dari berbagai program studi. Pimpinan UNKAFA diwakili oleh Wakil Rektor I, Dr. Muhammad Makinuddin, M.Pd.I., yang turut memberikan sambutan pembuka. Seminar ini menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Mohammad Nor Ichwan, M.Ag., Ketua Program Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (S2 IAT) dan dosen di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperkuat pemahaman akademis mahasiswa dalam bidang studi al-Qur’an serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendekatan tafsir yang relevan dengan dinamika zaman.

Dalam sambutannya, Dr. Muhammad Makinuddin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran Prof. Ichwan dan terjalinnya kerja sama yang positif antar institusi. Ia menekankan pentingnya pembaruan dalam pendekatan terhadap teks-teks keagamaan, khususnya al-Qur’an. Menurutnya, mahasiswa saat ini perlu memahami bahwa tafsir klasik meskipun tetap relevan, tidak bisa dijadikan satu-satunya rujukan dalam memahami pesan-pesan ilahi. Dunia yang terus berubah membutuhkan pendekatan baru yang lebih inklusif dan peka terhadap realitas sosial dan budaya umat. Hal ini menjadi landasan dalam mengembangkan tafsir kontekstual sebagai metode yang mempertimbangkan dinamika sosial, budaya, dan perkembangan pemikiran kontemporer. Pemahaman terhadap al-Qur’an, katanya, harus dilakukan secara holistik agar nilai-nilai ajaran Islam tetap hidup dan mampu menjawab tantangan zaman.
Sementara itu, dalam pemaparan materi, Prof. Dr. Mohammad Nor Ichwan mengulas perkembangan studi tafsir kontemporer dan bagaimana pendekatan kontekstual kini semakin menjadi arus utama dalam dunia akademik Islam. Ia menjelaskan bahwa tafsir kontekstual tidak menafikan warisan ulama klasik, melainkan mencoba memadukannya dengan pendekatan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan umat saat ini. Menurutnya, tren kajian tafsir dewasa ini telah melahirkan metode yang bersifat multidisipliner, melibatkan perspektif sosiologi, antropologi, bahkan ilmu-ilmu humaniora lain. Hal ini membuka ruang pemahaman yang lebih luas terhadap al-Qur’an tanpa melepaskan akar tradisinya. Tafsir tidak lagi dipahami sebagai teks mati, melainkan sebagai proses dinamis yang terus berinteraksi dengan realitas sosial.

Setelah pemaparan materi utama, seminar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif. Mahasiswa dan dosen tampak antusias menggali lebih dalam tema yang dibahas. Berbagai pertanyaan mencuat, mulai dari bagaimana menerapkan tafsir kontekstual dalam kehidupan sehari-hari hingga peran lembaga pendidikan tinggi dalam mengembangkan kajian-kajian tafsir yang adaptif dan progresif. Prof. Ichwan menjawab dengan lugas dan memberikan contoh-contoh konkret yang relevan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Ia juga mendorong para akademisi muda untuk terus menggali metode tafsir yang inovatif, namun tetap berpijak pada prinsip-prinsip keilmuan yang sahih. Sesi ini menjadi momen penting untuk memperkuat dialog antara teori dan praktik dalam memahami teks-teks keagamaan di tengah perubahan zaman.
Sebagai penutup, acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan cendera mata sebagai bentuk apresiasi antara pihak UNKAFA dan narasumber. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang akademik, tetapi juga mempererat jaringan intelektual antar institusi pendidikan Islam di Indonesia. Seminar nasional ini diharapkan menjadi titik tolak bagi UNKAFA dalam memperluas wawasan keilmuan mahasiswanya dan mendorong lahirnya pemikir-pemikir tafsir yang kontekstual, inklusif, dan responsif terhadap tantangan zaman. Para peserta menyambut baik inisiatif ini dan berharap seminar serupa dapat terus diselenggarakan secara berkala sebagai bagian dari penguatan literasi keagamaan dan pengembangan akademik kampus.